Rabu, 05 Januari 2011

Belajar dari Kisah Seorang Nelayan

Tulisan ini saya kutip dari email grup . . .
Banyak pengalaman dan pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita ini.



Makin Tinggi Hati, Makin Sakit Bila Jatuh

Kisah cendikiawan yang sombong itu mengingatkan saya pada cerita seorang teman saya, Dave Hagelberg. Suatu kali ketika kami sama-sama berdiri di sebuah pantai, pakar bahasa Yunani ini bercerita bahwa temannya pernah tenggelam di pantai.

Temannya seorang doctor di bidang geocoastal morphologist, yaitu sebuah cabang ilmu mengenai perpantaian yang sangat langka dimiliki ilmu lain. Ia berdiri disuatu tempat dan ditegur oleh nelayan,

“Tuan, jangan berdiridisitu ! Tempat itu sangat berbahaya.”

Dengan tertawa ngakak, doktor ahli pantai itu berkata.
“didunia ini tidak banyak orang yang lebih mengerti seluk beluk perpantaian dibanding saya.”

Ucapannya itu adalah kata-katanya yang terakhir . ombak menerjang ditempat ia berdiri , menyeretnya ketengah laut, dan ia pun lenyap.

 
Berhenti Sejenak Untuk Mencium Wangi Mawar
 
Cerita tentang nelayan adalah cerita klasik yang kebenarannya perlu kita renungkan.
Suatu kali seorang pengusaha sedang berlibur ke sebuah kampung nelayan,
Ia merasa teranganggu saat melihat seorang nelayan sedang bersantai dibawah pohon.

“Pak, mengapa bapak tidak melaut?”
“Saya sudah melaut semalam dan saya perlu beristirahat,”
“Kalau bapak melaut lagi , bapak akan menghasilkan ikan yang banyak.”
“Lalu?”
“Bapak bisa mengumpulkan uanguntuk membeli sebuah perahu.”
“Lalu?”
“Dengan perahu itu, bapak tidak perlu lagi menyetorkan sebagian keuntungan bapak kepada pemilik perahu.”
“Lalu?”
“Bapak bisa mengumpulkan lebih banyak uang untuk membeli perahu kedua.”
“Lalu?”
“Dengan dua perahu bapak bisa, menghasilkan lebih banyak uang dan membeli perahu ketiga, perahu keempat, perahu kelima, dan seterusnya.”
“Lalu?”
“Jika perahu bapak sudah banyak, bapak bisa menyewakannya pada nelayan lain, sehingga bapak tidak perlu lagi melaut.”
“Lalu?”
“Bapak bisa hidup tenang dan santai.”

Nelayan itu tersenyum dan berkata.
“Menurut bapak, apa yang sedang saya lakukan sekarang?”


Nasihat pengusaha itu baik. Namun apa yang dilakukan nelayan itu justru mengajarkan kita satu hal. “Hidup harus seimbang.” Pepatah Amerika mengatakan,

          Bekerja keras tanpa beristirahat akan menghasilkan orang seperti Jack seorang yang mati dengan cepat dan Jean seorang janda yang kaya.”

Kita perlu secara sengaja berhenti sejenak dari kerja keras dan rutinitas kita untuk menikmati segarnya rerumputan hijau, kicauan burung di udara, dan harumnya mawar yang sedang mekar.


                                                                                   “ Berani Berpikir Besar ”
                                                                             Penulis : Xavier Quentin Pranata

  • seberapa pintar dan hebatya seseorang jika orang tersebut tidak mau mendengarkan perkataan orang lain, maka orang tersebut yang akan menyesal nantinya. setinggi apapun ilmu yang beliau dapat, tidak akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri.
  • harta dan kekayaan dapat kita raih,, tetapi kita pun harus beristirahat. jika kita ingin menjadi orang sukses dan mempunyai harta yang berlimpah kita harus bisa hidup seimbang antara pekerjaan dengan beristirahat. buat apa menjadi orang yang sukses dan kaya raya tetapi cepat meninggal seperti Jack atau kaya raya mempunyai harta yang berlimpah tetapi hidup sendiri tanpa ada yang menemani kita seperti Jean.
 sekarang tinggal kita sendiri yang memilih dan memutuskannya ! 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar