Mencapai Kesuksesan Lebih Mudah Daripada Mempertahankan kesuksessan
Banyak cara untuk menjadi orang sukses tetapi tidak semua orang bisa mempertahankan kesuksessannya tersebut. Sering terlintas dalam fikiran kita “jangankan mempertahankan, mencapai kesuksessan saja sangat sulit.” Itu semua salah! hanya orang-orang yang tidak mau berusaha lah yang berkata seperti itu. Sebagian dari kita mempunyai mental yang lemah, belum mecoba sudah takut gagal. Jangan pernah takut akan gagal, karena orang yang sukses pasti pernah mengalami kegagalan.
Contohnya saja Levi Strauss, siapakah dia? Anda pasti mengenal celana Levi’s bukan? Levi Strauss adalah orang yang pertama kali mempopulerkan celana Levi’s. Proses di balik kesuksesannya sangat menginspirasi kita. Levi Strauss dilahirkan di Bavaria Eropa 26 Februari 1829. Ketika di San Fransisco pada tahun 1850 lagi demam penambangan emas, dia mencoba peruntungan bermigrasi ke San Fransisco. Akhirnya dia menjadi warga negara Amerika di tahun 1853. Mengetahui kegagalannya menjadi penambang emas, Levi Strauss melihat justru ada peluang baru, dia menawarkan tenda-tenda kanvas ke para penambang. Pekerja-pekerja tambang di sana justru sangat tertarik dengan celana panjang yang dikenakannya. Kemudian dikembangkanlah celana denim atau jeans. Bisnis barunya ini menjadi kesuksessannya selama ini, blue jeans “Levi’s” yang merupakan merek pertama dan terpopuler hingga saat ini.
Dengan bangkit dari kegagalan kita bisa memotivasi diri kita lebih baik lagi dan kita pun bisa memplaningkan resiko apa yang akan timbul kedepannya nanti. Karena kita pernah mengalami kegagalan jadi kita bisa memperbaikinya agar kegagalan tersebut tidak terulang kembali. Orang terkaya atau tersukses sekalipun pasti pernah mengalami kegagalan. Sekarang tinggal bagaimana kita mempertahankan kesuksessan tersebut.
Dari pengalaman Levi Strauss kita bisa belajar betapa pentingnya sebuah pengalaman, selain Levi Strauss masih banyak kisah pengalaman pengusaha sukses speperti Honda, Mc Donalds dan lain-lain. Tidak ada salahnya kita belajar dari mereka.
Jadi sebuah kesuksessan atau keberhasilan tidak lain dari sebuah kegagalan yang pernah kita alami. Jadi mulai dari sekarang bangkilah, anggap saja semua kegagalan yang pernah kita lewati sebagai sebuah kesuksessan yang tertunda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar