Rabu, 08 Juni 2011

BISNIS PULSA

BISNIS PULSA

Jaman sekarang siapa sih yang tidak mempunyai handphone, mulai dari anak-anak, remaja, orangtua, nenek kakek, kalangan atas, kalangan bawah, pejabat, ulama, presiden sampe para pengamen dan bahkan pengemis jaman sekarang pun pasti mempunyai handphone.
Maka dari itu kenapa saya lebih memilih bisnis pulsa, karena sebagian dari kita membutuhkan yang namanya handphone. Banyak kegunaan dari benda ini, mulai dari mengirim pesan menerima pesan, menelpon, sampai-sampai handphone termasuk salah satu kebutuhan setiap manusia. Banyak dari kita yang menggunakan handphone hanya untuk gaya-gayaan atau mengikuti trend, bahkan untuk membuka internet saja sekarang kita tidak perlu repot-repot membukanya di computer atau laptop tetapi dari handphone pun juga sekarang sudah bisa dimanapun dan kapanpun kita bisa mengecek email, facebook, twitter atau sebagainya di handphone.

Jaman sudah maju, tekhnologi pun semakin canggih.
Walaupun sudah banyak yang berbisnis pulsa tetapi  saya tidak takut kalah saing, coba kita lihat saja disekeliling kita berapa banyak penjual pulsa yang ada disekeliling kita? Tetapi jarang sekali kita lihat penjual tersebut bangkrut, kenapa demikian? Karena 75% dari kita pasti mempunyai handphone dan tidak mungkin handphone tersebut bisa bekomunikasi atau mengirim pesan kalo tidak ada pulsanya. Pasti mereka yang mempunyai handphone pasti membutuhkan pulsa.
Tetapi kita harus pintar-pintar mencari pelanggan, tidak perlu untung besar.
Ikuti sistim Cina “untung sedikit yang penting cepat habis, dan pelanggan pun banyak yang datang”

Saya mulai berbisnis pulsa sejak kelas 2 SMA. Awalnya saya meminjam uang kepada orang tua saya sebanyak Rp 500.000, Dengan modal Rp 500.000 yang saya pinjam dari orang tua saya ternyata kurang lebih dari 6 bulan saya bisa mengembalikan modal tersebut kepada orang tua saya.

 Ini adalah bisnis pertama saya, dan alhamdulillah sampai sekarang kurang lebih sudah 4 tahun saya menjalankan bisnis ini saya mendapatkan keuntungan yang lumayan. Bukan hanya itu saya pun bisa belajar apa arti bisnis?

Bisnis pulsa saya makin berkembang, pada saat saya duduk dibangku kuliah, saya mencoba untuk menjadi agen pulsa. Dengan modal 2 juta, Ternyata hasilnya lebih baik, karena saya mendapatkan 2 keuntungan. Yang pertama saya mendapatkan keuntungan dari menjual pulsa dan yang kedua dari para anak buah saya yang mendaftar untuk menjual pulsa di saya.
Yah walaupun keuntungan dari berbisnis pulsa tidak terlalu banyak hanya beberapa ratus rupiah dari setiap kali saya melakukan transaksi pulsa, tetapi jika kita pintar-pintar menyimpan atau menyisihkannya untuk ditabungkan pasti modal yang kita gunakan akan kembali dengan cepat.

Jadi tidak ada salahnya kita mulai belajar bisnis dari sekarang, tidak perlu modal besar asalkan kita bisa menjalankannya. Dan sekarang saya tidak perlu meminta uang saku/uang jajan kepada orangtua saya. Karena dari hasil keuntungan saya berjualan pulsa ini saya bisa membeli apa yang saya mau, yah walaupun tidak semua yang saya inginkan bisa ke beli. Tetapi alhamdulillah bisa mengurang beban orang tua saya, jadi orang tua saya tidak perlu lagi pusing-pusing memkirkan uang jajan untuk saya.
Dan yang paling penting saya senang menjalankan bisnis pulsa ini… ^_^

Selasa, 07 Juni 2011

Kisah Seorang Wanita dari Negri Cina

Ini adalah Artikel yang pernah Saya baca dari salah satu Blog teman saya, Artikel tentang seorang wanita dari negri cina, Artikel ini sangat sedih. 
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari Artikel ini.                  
Mungkin sebagian dari kita yang membaca ini baru sadar bahwa hanya seorang Ibu lah yang rela mengorbankan jiwa dan raganya demi kita,
 setetes air mata akan terjatuh pada saat membaca artikel ini.
Tidak ada kata terlambat untuk meminta maaf dan membahagiakan Ibu, mulai dari sekarang lah.
Semoga Artikel ini bisa menjadi inspirasi kita. Bagi teman-teman yang membacanya semoga bisa lebih perhatian dan menghargai perjuangan seorang Ibu.
  Saya dan wanita-wanita lain adalah calon dari seorang Ibu, 
tetapi tidak ada salahnya kita belajar dari kisah ini.


Kisah Seorang Wanita dari Negri Cina

Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria 
berasal dari keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota 
tersebut. Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba 
kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah 
yang membuat sang pria jatuh hati. 

           Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya 
menikah, dengan membawa sang wanita ke rumahnya.
Seperti yang sudah mereka duga, orang tua sang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia. 

           Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan 
wanita tsb bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus 
berargumen dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya seorang anak sangat tunduk pada orang tuanya). 

           Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang 
tuanya agar menerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal 
membujuk anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tsb, yang menurut mereka akan sangat merugikan masa depannya.
 
Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari. Ia 
memutuskan untuk meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu 
keberangkatan pun ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh 
orang tua sang pria. Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya di dalam kamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar. 

           Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah 
ditentukan sepasang kekasih tsb untuk melarikan diri.
Sang wanita sangat 
terkejut dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria. Mereka kemudian memohon pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya. 
Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar, perkawinan mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota, reputasi anaknya akan tercemar, orang2 tidak akan menghormatinya lagi. Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut secara perlahan2. 

           Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan 
permohonan agar wanita tsb meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan 
anaknya lagi, dan menggugurkan kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk membiayai hidupnya di tempat lain. 

           Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar 
bahwa perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak 
kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini, 
tetapi menolak untuk menerima uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan 
uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat sulit?. 

           Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb untuk  meninggalkan sepucuk surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan sang pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. "Walaupun ia kelak bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang yang berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua", kata sang ibu. 

           Dengan berat hati, sang wanita menulis surat. Ia menjelaskan 
bahwa ia sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa keberadaannya hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah melanggar janji setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi penolakan2 akibat perbedaan status sosial mereka.
Ia tidak kuat lagi menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk berpisah. Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut. 

           Sang wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia 
terjebak antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota 
itu, sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia 
bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya. 

-----------……………………-------------------……….……..-----------------------------
           Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi 
seorang ibu. Anaknya seorang laki2.
Sang ibu bekerja keras siang dan malam, untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di  sebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan menyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya. Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya? 

           Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba2 sakit keras. 
Demamnya sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan itupun belum cukup. Ibu tsb akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman. 

           Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat 
sup ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya.
Ramuan tsb terdiri dari obat2 herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi sang ibu hanya mampu membeli obat2 herbal tsb, ia tidak punya uang sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan belum terbayar. 

           Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat 
apa, untuk mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak 
permintaannya, untuk bayar di akhir bulan saat gajian. 

           Diantara tangisannya, ia tiba2 mendapatkan ide. Ia mencari 
alkohol yang ada di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. 
Setelah pisau dapur dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil 
sekerat daging dari pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat mulutnya dengan sepotong kain. Darah berhamburan. Sang ibu tengah berjuang mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat.

           Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan 
kesakitan sang ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri. Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang sedang dilakukan oleh sang ibu???. 

-----------……………………-------------------……….……..-----------------------------

           Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak 
yang tampan, cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya. Di 
hari minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain bersama, dan bersama2 menyanyikan lagu "Shi Sang Chi You Mama Hau" (terjemahannya "Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik"). 

           Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai 
penjaga toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari. Hari2 mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas. 

           Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia 
berniat membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini. Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain yang perlu dibiayai. 

           Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak jauh dari 
rumahnya. Ia meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tsb, karena ia akan membelinya bulan depan. "Apakah kamu punya uang?" tanya sang pemilik toko. "Tidak sekarang, nanti saya akan punya", kata sang anak dengan serius. 

           Ternyata, bulan depan sang anak benar2 muncul untuk membeli jam 
tangan tsb. Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main2. Ketika 
menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya "Dari mana kamu mendapatkan uang itu? Bukan mencuri kan?". "Saya tidak mencuri, kakek. Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya biasanya naik becak pulang pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk ibuku. O ya, jangan beritahu ibuku tentang hal ini. Ia aka 
marah" kata sang anak. Sang pemilik toko tampak kagum pada anak tsb. 

           Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang 
anak segera memberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tsb. Sang ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam tangan ini memang adalah impiannya. Tetapi sang ibu tiba2 tersadar, dari mana uang untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab. 

           "Apakah kamu mencuri, Nak?" Sang anak diam seribu bahasa, ia 
tidak ingin ibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut. Setelah ditanya berkali2 tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa anaknya telah mencuri. "Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri. Bukankah ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?" kata sang ibu. 

           Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu 
sayang pada anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak 
menangis, sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu perih, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus melakukannya, demi kebaikan anaknya. 

           Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju 
ke rumah tsb   heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. 
"Ia sebenarnya anak yang baik", kata salah satu tetangganya. Kebetulan 
sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah satu tetangganya yang merupakan familinya. 

           Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak 
itu. Ketika mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk 
menjelaskan. Tetapi tiba2 sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon 
agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya. 

           "Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan 
tidak boleh menyembunyikan sesuatu dari ibunya". Sang anak mengikuti nasehat kakek itu. Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anak tiba2 muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam tangan tsb, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Ia juga 
menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke 
rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan uang membeli jam tangan kesukaan ibunya. 

           Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan 
hal tsb, begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak 
kesayangannya, keduanya menangis dengan tersedu-sedu?."Maafkan saya, Nak." 
"Tidak Bu, saya yang bersalah".. 

-----------……………………-------------------……….……..-----------------------------

           Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, 
tetapi istrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akan 
hal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak. 

           Ketika sang ibu dan anaknya berjalan2 ke kota, dalam sebuah 
kesempatan, mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadari bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya sendiri. 
Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung semua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidup dengan baik tanpa bantuanmu. 

           Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka 
begitu ingin melihat cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan. 

-----------……………………-------------------……….……..-----------------------------

           Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter 
mengatakan bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang 
konsisten. Kalau kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya. 

           Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. 
Tetapi biaya medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya. 

           Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan 
solusi yang tepat. Satu2nya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang ayah, karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya. 

           Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya 
berkeliling kota, bermain2 di taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali, menyanyikan lagu "Shi Sang Chi You Mama Hau", lagu kesayangan mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua penderitaannya, ia hanyut dalam kegembiraan bersama sang anak. 

           Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak. 
Sang anak menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin 
dengan ibu. "Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak" kata ibu. 
"Tidak apa2 Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat, bila bisa 
bersama2 dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyak uang 
untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlu bekerja 
lagi, Bu", kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke rumah sang ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap saat. 

           Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya 
sangat senang melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang anak meronta2 ingin ikut pulang dengan ibunya. Walaupun diberikan mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersama ibunya, sang anak menolak. "Saya ingin Ibu, saya tidak mau mainan itu", teriak sang anak dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan menangis, sang ibu berkata 
"Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di sini. Ayah, kakek dan 
nenek akan bermain bersamamu." "Tidak, aku tidak mau mereka. Saya hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga sayang saya? Ibu sekarang tidak mau saya lagi", sang anak mulai menangis. 
           Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tsb 
tidak didengarkan anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu2 "Kalau ibu 
sayang padaku, bawalah saya pergi, Bu". Sampai pada akhirnya, ibunya memaksa dengan mengatakan "Benar, ibu tidak sayang kamu lagi. Tinggallah disini", 
ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tsb. Tampak anaknya meronta2 dengan ledakan tangis yang memilukan. 

           Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu 
menyayat hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan 
menjenguk anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan baik. 
Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi. Ia telah 
kehilangan satu2nya alasan untuk hidup, anaknya tercinta. 

           Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk 
memotong urat nadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya 
mungkin tidak akan diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk 
mengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik.
Segera, niat bunuh diri itu dibatalkan, demi anaknya juga.. 

-----------……………………-------------------……….……..-----------------------------

           Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, 
mendapatkan kerja yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun 
tetap menjalani perawatan medis secara rutin setiap bulan. 

           Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya. 
Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah 
mengumpulkannya. Maka, pada hari tsb, sepulang dari sekolah, ia tidak pulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa tempat tinggal ibunya, yang memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah mempersiapkan setangkai bunga, sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari merindukan ibu, sebuah kartu ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat bagus. Ia akan memberikan semuanya untuk ibu. 

           Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menuju 
rumahnya. Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telah 
kosong. Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang tahu 
kemana ibunya pergi. Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk di 
depan rumah tsb, menangis "Ibu benar2 tidak menginginkan saya lagi." 

Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudah 
terlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah mengatakan semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapi tidak ada kabar. 
Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut. Polisi 
pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang. 

Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba2 ia teringat sesuatu. Hari ini 
adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya. Anaknya 
mungkin pulang ke rumah. Maka sang ayah dan sang ibu segera naik mobil 
menuju rumah tsb. Sayangnya, mereka hanya menemukan kartu ulang tahun, 
setangkai bunga, nilai ujian yang bagus, dan sepucuk surat anaknya.
Sang ibu tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca tulisan2 imut anaknya dalam surat itu. 

Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa 
mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu 
membakar dupa, berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis ia 
memohon agar bisa menemukan anaknya. 

Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba2 ingat bahwa ia dan anaknya pernah pergi ke sebuah kuil Kuan Im di desa tsb. Ibunya pernah berkata, bahwa bila kamu memerlukan pertolongan, mohonlah kepada Dewi Kuan Im yang welas asih. 
Dewi Kuan Im pasti akan menolongmu, jika niat kamu baik. Ibunya 
memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke kuil tsb untuk memohon agar bisa bertemu dengan dirinya. 

           Benar saja, ternyata sang anak berada di sana. Tetapi ia 
pingsan, demamnya tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk dilarikan ke rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari tangga, dan berguling2 jatuh ke bawah.. 

-----------……………………-------------------……….……..-----------------------------

           Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki 
bangku kuliah. Ia sering beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan 
ibunya. Sejak jatuh dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak 
telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana2, tetapi hasilnya nihil. 

Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama dengan 
teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di 
persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang 
mengemis. Ibu tsb terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak 
pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya  kumal, dan ia tampak 
berkomat-kamit. 

Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama pacar untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua sambil mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah 
"Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?" 

Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera 
menyanyikan lagu "Shi Sang Ci You Mama Hau" dengan suara perlahan, tak 
disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu menyanyikan lagu tsb saat ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua itu dan berteriak dengan haru "Ibu? Ini saya ibu". 

Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba2 muka sang anak, lalu bertanya, 
"Apakah kamu ??..(nama anak itu)?" "Benar bu, saya adalah anak ibu?". 
Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi bumi???. 
           Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya 
menjadi hilang ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus 
mencari anaknya, tanpa peduli dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang 
menganggapnya sebagai orang gila?. 

-----------……………………-------------------……….……..-----------------------------


Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu bahkan 
rela mengorbankan nyawanya?.. 

Simaklah penggalan doa keputusasaan berikut ini, di saat Ibu masih muda, 
ataupun disaat Ibu sudah tua : 

1.    Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan, ambillah 
aku sebagai gantinya. 
2.    Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya. 

Diantara orang2 disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung Anda, 
diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela mengorbankan 
nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara apapun ? 

Tidak diragukan lagi 
"Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia ini" 

4B (BERDOA, BERUSAHA BERSABAR, BERCERMIN)

4B (BERDOA, BERUSAHA BERSABAR, BERCERMIN)

Pagi yang cerah ini, dua orang lelaki sedang duduk asik di Lobby Kampus. Mereka salah satu anak gaul dikampus tersebut, nama mereka Choki dan Gilang. Siapa si yang tidak kenal dengan Choky, laki-laki paling ganteng dikampus plus kaya pula, siapa si cewe yang ga suka dengannya. Mulai dari adik kelas, kakak kelas, semuanya ngejar-ngejar dia. Sampe-sampe dosen aja... ngejar-ngejar dia. Etss tunggu dulu dosen tuh ngejar-ngejar dia karena si Choky itu nakal ga pernah masuk kelas.
Berbeda dengan Gilang sahabatnya, dia salah satu anak terpintar di kampusnya, dari pertama masuk kuliah sampe sekarang dia selalu mendapat beasiswa.
Gilang merasa iri dengan Choky, karena setiap hari valentine Choky selalu mendapatkan hadiah dari para cewe-cewe. Mulai dari bunga, coklat permen, kaos, dompet, sepatu, dll. Suatu ketika si Gilang bertanya kepada Choky tentang tips agar bisa dapat pacar seperti dirinya.
“Choky, loe kan playboy, ajarin gue donk gimana caranya dapetin cewe. Loe kan tau sendiri gue STMJ.”
Dengan gaya cueknya dia menjawab
“STMJ apaan tuh? Susu telur madu jahe?”
Gilang pun kesel mendengar jawaban dari Choky,
“ Loe pikir gue warkop yang ada dipinggir jalan,
 bukan. STMJ itu Semester Tujuh Masih Jomblo “
Sowry deh, abis tumben-tumbenan banget loe nanyain kaya begituan. Nih gue bocorin rahasia gue bisa naklukin cewe-cewe. ini peninggalan dari nenek moyang gue, jadi loe harus hati-hati, gue jamin ini pasti manjur.
Kalau mau dapetin cewe loe harus jalanin dulu yang namanya 4B.
“B yang pertama yaitu berdoa.
 Loe harus berdoa sama tuhan, minta didekatkan jodohnya.”
Yeh kalo itu mah ga usah dikasih tau gue juga udah tau, tiap hari tuh gue selalu doa begini
 “semoga cewe-cewe yang gue taksir pada putus sama cowonya” Eh bukannya putus, malah mereka pada kawin.
Choky pun langsung menyeletik
“Ya iyalah, gimana mau dikabulin doa loe, itu namanya bukan berdoa tapi nyumpahin orang supaya putus.”
Nih B yang kedua berusaha. Kalo Cuma berdoa tapi ga ada usahanya sama aja bohong.
Tak lama kemudian ada seorang cewe yang lewat depan mereka, si Gilang dengan cepat langsung mendekati cewe tersebut dan mulai menggodanya. Ternyata dari arah belakang ada yang menepuk pundak Gilang ternyata itu adalah Dosen yang paling killer dikampusnya. Ternyata cewe yang iya godain itu adalah anak dari dosen tersebut, dan hasilnya bukannya dapat pacar malah dapat hukuman dari dosen killer tersebut.
Wah Chok udah B ke dua gue jalanin masih aja gue ga dapet cewe, terus B yang ke tiga apa? Si Gilang pun penasaran.
Choky pun berkata selayaknya seperti orang tua sedang menasehati anaknya
 “B yang ke tiga yaitu bersabar. Loe harus sabar, cewe suka sama cowo-cowo yang penyabar.”
Yawuda nanti kalo ada cewe yang lewat loe diem aja loe harus sabar, loe pura-pura ga peduli. Cewe suka sama cowo yang cool biar tuh cewe yang mulai ngedeketin loe duluan, oke!
Bener juga ya kata loe Choky,
“yawuda Oke deh, gue percaya aja sama loe! Asalkan gue bisa dapetin cewe.”
Setelah menunggu 30 menit Gilang pun kesal karena udah hampir 999 cewe yang lewat didepannya tidak ada satu pun yang mendekatinya.
Choky yang kasihan melihat Gilang, langsung pergi dan mendekati seorang cewe yang sedang duduk tak jauh darinya.
’’misi mba, mba pasti lagi jomblo ya? Mau ga saya kenalin sama temen saya?”
Dengan suara tegas cewe itu menjawab
“Enak aja gue jomblo, gue itu perawan tua tau, Bukannya jomblo! aduh anak jaman sekarang ga bisa ngebedain ya, yang mana yang jomblo yang mana yang perawan tua.
walaupun perawan tua gue juga milih-milih kali nyari cowo. Loe pikir gue ga laku.”
Gilang pun mendekati Choky dan cewe tersebut,
 “ kalo mba laku ga mungkin mba jadi perawan tua kan?”
Gilang dan Choky pun tertawa geli, cewe tersebut marah dan langsung meninggalkan mereka.
Choky pun kesal sudah sampe B yang ke tiga masih aja ga ada satu pun cewe yang bisa Gilang pacarin,
 “yawuda nih B yang terakhir itu bercermin.. loe punya cermin kan? Atau mau gue pinjemin cermin? Loe harus bercermin loe harus nyadar kalo loe itu emang ga bisa dapetin cewe.“
Gilang pun marah dan kecewa sama Choky,
       “ Enak aja loe, jurus loe aja tuh yang ga manjur. Kalo tau kaya begini gue nyesel nanya sama loe!“

Choky pun pergi meninggalkan Gilang sendirian, dan Gilang yang merasa kesal pun mengejar Choky untuk meminta pertanggung jawaban.


Cerita Semasa diKuliah

Pagi yang sangat cerah… hari ini adalah hari pertama Aku masuk kuliah, mulai hari ini aku mulai membuka lembaran baru, lingkungan baru, teman-teman baru. Ehm… 1 lagi yang pasti style-an ku pun berbeda. Banyak yang bilang kuliah itu mengasyikan, katanya sih… klo kita udah kuliah berarti kita udah menjadi mahasiswa…
Oya aku lupa perkenalkan nama aku,, aku Vici aku anak fakultas Ekonomi. Kata teman-teman ku, aku tuh orangnya bawel banget… ehm, tapi 1 kelebihan ku aku lumayan pinter n cantik pula..(yang ini menurut aku ya) heheheehehe… ternyata teman-teman sekelas ku banyak yang umurnya diatas ku loh.. bahkan ada yang lulusan thn 2000 bayangin aku sama dia beda 9 thn, Waw tua banget ya… hehehehhe oya aku punya teman cewe panggilannya tuh Jupe (ngertikan maksudnya? Hehehe) pokoknya segala macam rupa ada deh disana beda waktu aku SMA. Fikiran mereka semua tuh udah pada dewasa, beda sama aku. Tapi sayang aku belum pada dekat sama mereka semua, ehm mungkin karna masih awal kali ya…
Oya Di kelas aku mempunyai 3 orang sahabat… namanya Dicta, Octa,dan Dwi. Kita berteman dari pertama ospek sampai sekarang,, susah senang kita tanggung bersama. Sampai-sampai pakaian aja tuh kita selalu sama udah kaya anak panti deh yang apa-apa selalu berempat. Si Dicta tuh orangya kecil dan imut banget… Octa tuh tomboy tapi banyak yang nyukain loh kalau Dwi tuh orangnya Mis Ribet banget!!!!!
Kita semua sudah mempunyai pasangan,, ets lupa 2 minggu yang lalu Dwi baru aja diPUTUSin sama cowonya (kasian ya????). ada sih gebetan Dwi di kelas namanya Tong-tong itu sih sebutan kita-kita aja. Kita sengaja setiap tugas kita selalu 1 kelompok dengan si Tong-tong, maksud aku dan yg lainnya supaya Dwi bisa PDKT gitu…
Tetapi si Tong-tong ga ngasih respon sedikit pun ke Dwi..(kasian ya????) tapi sebagi sahabat kita ga mau ngeliat Dwi bertepuk sebelah kanan, kita terus mencoba melakukan pendekatan . Salah satunya kita dekatin temannya Tong-tong sebut aja namanya Brother kita cari tau tentang Tong-tong. Semakin hari kita semakin dekat dengan Tong-tong dan Brother, aku pun sering smsan dengan Tong-tong tapi tanpa sepengetahuan Dwi ya… abis Dwi orangnya cemburuan banget, waktu itu pernah si Octa sms’an eh si Dwi malah marah-marah dan ngediemin Octa.  Hampir tiap malam si Tong-tong sms aku awalnya si nanya-nanya tugas sampai masalah yang ……(mau tau??? Ehm.. kayanya belum cukup umur dech…) hehehehhehe
Pulang praktikum aku dan lainnya kerja kelompok di tempat biasa, ternyata si Brother mempunyai info baru tentang Tong-tong (pasti penasaran kan???) sama aku juga…
Ternyata Tong-tong suka sama cwe lain… GILA gimana kalau Dwi tau nanti???? Cewe  yang dia suka tuh teman 1 kelas kita juga dan cewe itu pun salah satu teman dekat kita juga. Oh tuhan apa yang perlu kami lakukan???? Kami gak mau ngeliat Dwi disakitin lagi,, hiks hiks hiks
Jujur mulai hari itu aku langsung ILFIL sama Tong-tong yang aku anggap baik dan perhatian ternyata itu semua bukan buwat Dwi.. GILA GILA GILA.. kalau Dwi tau pasti dia marah abis sama Tong-tong dan itu cewe, pasti dia bakal BROKEN HEART.




( tO bE cOnTiNuE )